Oleh: Rayhan Imam Irfa'i ( Mahasiswa Fakultas Dakwah & Komunikasi IAIN Raden Fatah Palembang)
Salah satu sejarah besar dunia adalah takluknya Constantinople ke
tangan Khilafah Islam (Khilafah Utsmaniyah) melalui Jihad yang dilakukan
oleh Sultan Muhammad II atau yang terkenal dengan nama Muhammad the
Conqueror (Muhammad al Fatih). Sebuah episode sejarah manusia, yang
dikenang baik oleh kaum Mukmin dan mereka yang ada di timur ataupun
Barat. Pada masanya, dunia dapat melihat dengan jelas kebesaran Islam,
kedahsyatan kekuatannya, kecanggihan teknologinya, dan keagungan
peradabannya.
Banyak perusahaan kelas dunia yang mencoba melukiskan momen
bersejarah tersebut melalui film layar lebar baik yang bersifat animasi
3D ataupun diperankan langsung oleh para aktor. Film-film tersebut
antara lain Fetih 1453, The Fall of Constantinople, dan Conquest of
Constantinople. Selain itu, perusahaan ternama Warner Bross (WB) juga
membuat film dengan tema yang sama, Istanbul 1453.
FETIH1453
menggunakan format 3D yang dikemas dengan detail yang sangat bagus,
penggambaran kegagahan pasukan muslim sangat terasa. Nampaknya sayang
kalau dilewatkan film ini.
Sekilas Sejarah Muhammad Al Fatih
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami
sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana
yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau
menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.”
Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang
menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di
bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal
Al-Musnad 4/335]. Jika anda terkagum-kagum dengan penggambaran perang
yang ketat antara Balian of Ibelin melawan Shalahudin Al-Ayyubi di film
Kingdom of Heaven,dan anda begitu kagum kepada sosok leonidas raja
sparta dengan pasukan 300 orang menghadang tentara persia dengan raja
xerxes dalam film 300, maka perang antara Constantine XI Paleologus
dengan Muhammad Al-Fatih jauh lebih ketat, tidak hanya dalam hitungan
hari tapi berminggu-minggu.
Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani
Orthodoks di Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul.
Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih
tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great
memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan
strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu
Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan
dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia,
setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.
Sultan Muhammad Al
Fateh atau yang disebut juga Mehmed II The Conqueror dilahirkan pada
tanggal 29 Maret 1432. Saat kelahirannya pun sudah terdapat isyarat
bahwa dia nantinya akan menjadi orang besar yang membuat sejarah besar.
Ketika berita kelahirannya disampaikan, ayahnya, Sultan Murad II sedang
membaca Al Quran tepat pada Surat Al Fath ayat 1:“ Sesungguhnya Kami
telah memberikan padamu kemenangan yang nyata.”
Kelahirannya ada pertanda
Menjelang kelahirannya, Sultan Murad sebenarnya sedang mempersiapkan
penyerbuan ke Konstantinopel (Constantinople) sekarang bernama Istanbul,
ibu kota Kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium. Setelah anaknya
Muhammad lahir, datanglah seorang ulama besar Islam ke istana Sultan dan
beliau mengatakan bahwa bayi itulah yang nantinya akan menaklukkan
Konstantinopel seperti sabda Rasulullah SAW:
“Kota
Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya
adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya
adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar